Jakarta, Kemdikbud ---
Sekolah Menengah Terbuka atau SMA Terbuka diprioritaskan untuk siswa
yang memiliki ketidakmampuan ekonomi atau kaum Dhuafa, dan kesulitan
secara geografis. Hal ini dikatakan Direktur Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan Menengah Kemdikbud, Antonius Budi Priadi, dalam acara diskusi
interaktif Dirjen Pendidikan Menengah dengan media massa, di Jakarta,
Senin (17/03/2014).
“Kaum Dhuafa diprioritaskan karena kita lihat anak
tidak mampu sekolah karena biaya atau kendala faktor ekonomi, dan
pendaftaran Sekolah Menengah Terbuka tidak dikenakan biaya,” tutur Budi.
Pendaftaran Sekolah Menengah Terbuka atau SMA
Terbuka, katanya, dilakukan secara online dan dapat pula dilakukan
langsung ke sekolah induk. Setiap siswa SMA terbuka dari berbagai titik
bisa mengakses materi pelajaran yang ditawarkan dari mana saja di
sekolah induk, dengan proses pembelajaran seperti yang diterapkan di
Universitas Terbuka. terdapat unit kegiatan belajar jarak jauh yang ada
di setiap sekolah induk.
“Pada saat ujian siswa harus hadir atau tatap
muka di sekolah induk,” ujar Budi.
Budi menjelaskan, sebelum dimulai proses belajar
siswa dikumpulkan, diberitahu tata caranya seperti apa, cara membuka
dengan kode seperti apa. “Sehingga tidak dapat dibuka oleh semua orang
karena terdapat kode tersendiri, dan kejujuran sangat penting,” kata
Budi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur SEAMOLEC,
Gatot Hari Priowirjanto, memberikan contoh seperti pada SMA Negeri 2
Padalarang, Jawa Barat, administrasi pelaksanaan SMA Terbuka akan
dilatih bagaimana mengembangkan server yang ada disekolah terbut. Setiap
kelas memiliki kode tersendiri, dan hanya siswanya yang mengetahuinya.
Konten pembelajaran, kata Gatot, disiapkan bersama guru SMA Negeri 2
Padalarang, dan sudah masuk didalam portal yang disiapkan bersama
Pustekkom, serta dapat di unggah di Android.
“Ketika siswa online dimanapun asalkan ada
sambungan internet bisa mengirimkan tugas-tugas belajarnya dengan jadwal
yang telah ditentukan, ” ungkap Gantot.
Anggaran yang disiapkan untuk Rintisan Sekolah
Menengah Terbuka, Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan
PKLK, Lilik Sulistyowati, menjelaskan untuk pemasangan dan perawatan
jaringan sebesar Rp200 juta persekolah/tahun, pengelolaan manajemen
sebesar Rp102 juta persekolah/tahun, bantuan untuk siswa sebesar
Rp1.240.000 persiswa/tahun termasuk didalamnya untuk membeli tabled atau
android sebagai pendukung proses belajar. “Target siswa Sekolah
Menengah Terbuka sekitar 100-200 siswa persekolah untuk tahun ini,”
tandasnya. (Seno Hartono)
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2316
0 comments:
Posting Komentar